MENJADIKAN HIDUP LEBIH BERMAKNA

Sabtu, 17 April 2010

Punya anak mambawa rejeki

PUNYA ANAK BAWA REJEKI

Berawal dari kabar istriku hamil, seakan rejeki saya kok mengalir terus walau mungkin bagi sebagaian besar orang tidak terlalu signifikan tetapi buat aku dan istriku adalah rejeki yang patut disyukuri. Sebelum ada kabar hamil, aku bekerja dan punya usaha yang penghasilannya tidak begitu jelas dan susah untuk dihitung (untuk tidak mengatakan hasil kurang, heheheee).

Beberapa lamaran pekerjaan aku kirimkan ke berbagai perusahaan, termasuk perusahaan tempat aku bekerja saat ini. Satu minggu dua minggu belum ada yang menghubungi balik dan aku masih bekerja ditempatku yang lama sebelum aku mengundurkan diri karena bagiku produk yang aku jual di perusahaan itu termasuk produk gagal karena dalam sebulan terakhir itu hanya komplain dan komplain dari pengecer yang aku temui setiap harinya, akhirnya aku ambil keputusan mengundurkan diri.

Tepat tiga hari setelah aku mengundurkan diri, ketika aku sedang service sepeda motorku dering Hapeku berbunyi, ada panggilan wawancara di salah satu Bank BUMN besok pagi. Hatiku senang sekali dan aku kabarkan ke istriku sembari minta do’anya untuk kesuksesan besok pagi

Pagi harinya aku siap-siap berangkat karena wawancara jam 09.00 tepat. Sebelum berangkat aku pamitan ke istri dan tentunya pamitan juga sama ibuku karena hanya ibuku satu-satunya orang tuaku yang masih ada. Tanpa diminta do’a, ibuku tetap mendo’akan “ semoga test-nya lancar dan dapat kerjaan yang mampu kamu kerjakan “ ibuku bilang begitu. Amiiiin dalam hati aku berujar sambil tersenyum sama semua.

Wawancara berlangsung dan setelahnya aku diminta ke salah satu kantor yang berlainan dengan kantor tersebut untuk test kepribadian dan test apa yang aku tidak tahu gunanya untuk apa. Sehari setelahnya aku dihubungi lagi untuk segera berangkat ke kantor wilayah di kota Semarang untuk test wawancara lagi. Tanpa banyak bertanya lagi aku langsung berangkat ke Semarang karena aku sudah tahu banyak kota semarang maka alamat yang disebutkan mbak admin (munkin ya) aku langsung tahu.

Dua jam aku menunggu di ruang tunggu karena Bapak pimpinan yang akan wawancara sedang keluar ada keperluan di lapangan. Selama menunggu aku gelisah kira-kira apa yang akan ditanyakan, karena selama ini aku belum pernah kerja di perbankkan. “ Ach.. gak tahu dech, ya ntar asal jawab aja “ pikirku dalam hati.

Wawancara berlangsung dan akupun harus menunggu kabar lagi dari perusahaan untuk dipertimbangkan. Sesampainya di rumah, Hapeku berdering dan diujung sana mbak nya mengabarkan besok senin depan aku dah mulai efectif bekerja dan tandem dengan teman teman yang dah bekerja disitu. Alhamdulillah, aku dapat pekerjaan dan gajiku lebih besar dari gaji tempat aku bekerja sebelumnya.

Satu minggu aku bekerja, Istri mendapat kabar diterima manjadi guru Bahasa Inggris di SMP +++, salah satu sekolah swasta milik amal usahanya KH. Ahmad Dahlan (alm). Walaupun gajinya belumlah seberapa karena memang bukan lembaga profit sech, sesuai dengan khitohnya kali ya. Alhamdulillah ya Allah atas semua rejeki-MU ini.

Dua bulan lagi istriku diperkirakan dokter akan melahirkan sesuai HPL saat itu. Kebetulan Bank tempatku bekerja ada debitur yang kurang sehat ada rencana akan menjual sebagian jaminannya untuk mengangsur beberapa bulan tunggakannya. Dan kabar itu sampai ke telingaku siang itu kapannya saya kurang ingat.

Malamnya aku sampaikan kabar tanah tadi ke istriku dan ibuku. Terjadilah malam itu diskusi yang bikin pusing karena karena disepakati kita harus bisa membeli tanah tersebut karena dirasakan murah dan kebetulan dekat dengan rumah kami tinggal. Sambil bekerja di lapangan coz kerjaanku memang dilapangan, aku mampir ke beberapa koperasi, bank pasar dan beberapa teman yang mungkin bisa kasih solusi. Di salah satu BMT ada yang mau bantu tetapi plafon kurang dan kami harus mancari lagi nantinya kami pun tidak mau.

Istriku ada solusi coba minta pendapat orang tuanya (mertua) di Semarang. Lain hari saat hari libur kami sempatkan pergi ke mertua tetapi hari sebelum-sebelumnya istriku sudah menceritakan tentang rencana kami. Kebetulan saat itu kedua mertuaku baru saja pensiun dari pekerjaan mereka sebagai PNS di salah satu Departemen di Indonesia. Tentunya uang pensiunannya masih (hahahah……. mengharap)

Saya ceritakan tentang rencana kami dan berbagai pertimbangan yang mungkin bisa di logikakan mereka, dan kami pun ambil keputusan mengambil “kredit” kepada mereka tanpa bunga, tanpa denda keterlambatan dan dengan jaminan nama baik aku, seorang calon ayah. Hahahahaaaa….. sekarang kami pun punya tanah yang mungkin bisa untuk tabungan kami saat anakku besar atau mungkin untuk tempat tinggal kami nantinya, karena saat ini kami masih tinggal di rumah orang tua.

Suatu hari, aku merenung sendirian, semuanya rejeki yang aku dapatkan akhir-akhir ini kaya’nya berawal dari kabar istriku hamil. Alhamdulillah ya Allah atas semua rejeki yang telah Engkau berikan kepada kami……………

Dan anak kami pun sekarang sudah berumur 8 bulan kurang dikit. Seorang bayi cantik yang periang, aktif, perkembangannya cepat dan pintar. Semoga……….
Alhamdulillah………………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar